Rangkumnews.com Bungo- Haji Mashuri-H Safrudin Dwi Apriyanto (Hamas-Apri) telah menciptakan sejarah dalam percaturan politik di Indonesia. Dimana, pada Pilkada serentak 2020 tetap berpasangan dengan pasangan sebelumnya, sementara hampir semua petahana yang maju kembali berpisah dan memilih pendamping yang baru.
Kondisi ini sangat menguntungkan bagi Kabupaten Bungo, karena pembangunan yang telah dilaksanakan bisa berkesinambungan.
“Kami maju untuk periode keduo ini, kami melanjutkan kami dengan Pak Apri ini dak berpisah, dan ini menjadi sejarah bagi Kabupaten Bungo, pemimpinnya untuk periode keduo dak do bepisah. Biasonyo, antaro bupati dan wakil bupati, satu periode itulah, periode keduo bisa dipastikan bepisah. Bercerai,” ungkap H Mashuri saat bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, milenial dan mak-mak Dusun Sungai Tembang, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas di salah satu rumah warga di Kampung Sungai Taka, Dusun Sungai Tembang.
Sementara Mashuri dan Apri periode pertamo dan periode kedua tidak bercerai. “Dak ado berpisah, kami rukun dan tinggal melanjutkan. Ini sejarah bagi Bungo, sejarah bagi Jambi dan sejarah bagi Indonesia. Mungkin hanya 101 daerah yang ado seperti ini,” sebut Mashuri yang disambutkan pekikan “Mashuri lanjutkan”.
“Kalaulah pemimpinnyo kompak, Bupati, Wakil Bupati kompak, yang dibawah-bawah pasti kompak,” tambah pria kelahiran 09 Oktober 1972 ini.
Kami kata suami Dr Hj Verawaty ini, tetap berdua menjalankan roda pemerintah ini dengan baik. “Alhamdulillah…, ini jugo suatu kesenangan bagi kami. Kebanggaan, artinya kami dengan Pak Wabup masih samo tujuan kami, masih samo untuk membangun Kabupaten Bungo yang kami cintai,” paparnya.
Selain itu Mashuri juga menyebutkan, Pilkada 2020 ini tidak jauh berbeda dengan 2015. “Nan begantuk tu, itulah orangnyo. Yang maju itu Pak Sudirman dengan Haji Mashuri. Pak Sudirman nomor 1 pada 2015, Haji Mashuri nomor 2 pada 2015 dan begitu jugo 2020. Cuman yang membedanyo itu wakilnyo. Dulu 2015 wakilnyo. Kito tetaplah antara H Mashuri dengan Safrudin, kalau sebelah tu bongkar pasang namonyo,” sebut pria berusia 48 tahun ini.
Dengan tetap berpasangan kata Mashuri, maka pembangunan di Kabupaten Bungo ini tinggal melanjutkan. “Kami tinggal melanjutkan. Mano yang telah kami tata dengan baik, dengan rapi, mano yang sudah menjadi program tinggal melanjutkan. Tentu inilah tugas kami, kami dak ado buat-buat baru lagi, kami tinggal melanjutkan, tentu ini semua atas dukungan seluruh masyarakat kito,” ujarnya. (TMC)