Prof. Iskandar Nazari Gagas Ruhiologi : Tawarkan Arah Baru Pendidikan Nasional

Berita493 Dilihat

Rangkumnews.com, Jambi – Di tengah krisis identitas pendidikan dan reduksi spiritualitas dalam proses belajar, Prof. Dr. Iskandar Nazari menyodorkan satu pendekatan yang tak biasa: Ruhiologi.
Gagasan Guru Besar Psikologi Pendidikan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Prof. Iskandar menawarkan Ruhiologi sebagai “ruh baru” dalam sistem pendidikan nasional—pendekatan yang menyatukan dimensi akal, hati, dan ruh dalam satu tarikan napas pendidikan yang utuh.

“Selama ini, kita terlalu sibuk mengejar angka, nilai ujian, dan target kompetensi teknis. Tapi kita lupa: pendidikan seharusnya membentuk manusia yang memuliakan kemanusian manusia—bukan hanya mencetak tenaga kerja,” tegas Prof. Iskandar.

Ruhiologi atau Ruhiology Quotient (RQ), adalah konsep kecerdasan yang menempatkan ruh sebagai pusat segala potensi kemanusiaan, bukan sekadar pelengkap moralitas. Berbeda dari spiritualitas Barat yang sekuler, RQ berpijak pada nilai-nilai Qurani dan pengalaman kejiwaan yang transenden.
“Ruh adalah energi GodLight yang menghidupkan akal, hati, dan nalar manusia agar terarah menuju nilai-nilai ilahi. Tanpa ruh, kecerdasan mudah disalahgunakan. Dengan ruh, kecerdasan menjadi amanah,” jelasnya.

Dengan nada reflektif dan solusi yang tegas, Prof. Iskandar menyampaikan bahwa pendidikan hari ini tengah menghadapi fragmentasi nilai, krisis karakter, dan kekeringan ruhani. Maka, perlu arah baru yang tak hanya mengejar skor akademik, tapi juga menyentuh fitrah ilahiah peserta didik.
Di sinilah Ruhiologi hadir—bukan sekadar pendekatan spiritualistik, melainkan sintesis antara psikologi pendidikan, nilai-nilai Islam, dan epistemologi ruhani warisan kenabian.

“Dalam Ruhiologi, keberhasilan pembelajaran bukan hanya soal lulus ujian, tapi soal bagaimana peserta didik mengenal dirinya, terhubung dengan Tuhannya, dan bermanfaat untuk sesama,” lanjut Prof. Iskandar.
Momentum Hari Pendidikan Nasional tahun ini menjadi panggung yang tepat bagi introspeksi nasional. Gagasan Ruhiologi mendorong agar kebijakan pendidikan Indonesia segera berpindah dari pendekatan teknokratis menuju pendekatan holistik dan transformatif.
“Pendidikan sejati bukan hanya melahirkan SDM unggul, tapi insan paripurna—yang jernih berpikir, bening hatinya, dan luhur tindakannya,” pungkas Prof. Iskandar.

“Tanpa ruh, pendidikan kehilangan jiwa. Ruhiologi adalah ikhtiar menghidupkannya kembali.”

“Bukan sekadar cerdas, pendidikan harus membuat manusia sadar akan amanah dirinya, memuliakan kemanusian manusia melalui sentuhan energi jiwa GodLight suatu keniscayaan”
“Pendidikan bukan hanya soal otak dan tangan, tapi juga soal hati dan ruh.”
“Ketika dimensi ruhani diabaikan, pendidikan akan kehilangan jiwa.”
“Ruhiologi adalah ikhtiar membumikan nilai-nilai langit dalam ruang kelas.”

*Prof. Iskandar Nazari Guru Besar Psikologi Pendidikan, UIN STS Jambi Founder Ruhiologi* (red)